BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 07 Maret 2011

DULU ... tidak untuk SEKARANG

Dulu aku hampir tak pernah merasakan ini semua,
Dulu aku merasa dunia menjauhiku,
Dulu hidupku sangat dipenuhi ketakutan
Dulu aku rapuh
Dulu aku lemah
Bahkan dulu semua tak seindah saat ini

TAPI … itu DULU

SEKARANG ?,,

Aku bahagia dengan yang aku miliki
Walau aku tetap rapuh, tapi aku masih bisa tersenyum ..
Kini aku merasa bahwaDunia selalu bersamaku.
Aku tidak takut lagi.
Karena…. orang yang hebat adalah seseorang yang mampu mengalahkan ketakutannya sendiri..

Kini semua berubah..
Bahkan aku jauh lebih mencintai hidupku yang sekarang.
Aku masih dapat merasakan cinta dari kedua orangtuaku
Walau aku tak mungkin lagi bisa melihat mereka bersama..

Aku bahagia karena kesedihanku,
Karena kerapuhanku,…
Dan karena semua yang kumiliki, ADALAH NYATA
Bukan sebuah sandiwara..


regards



dea synthia

Sabtu, 05 Maret 2011

ONLY YOUR LOVE (CERPEN ICIL)

Pagi itu terlihat sangat cerah.. terik matahari seakan menyinari hati seorang gadis kecil yang tengah duduk di hamparan rumput yang hijau.. dia sedang menikmati indahnya hari libur dengan seorang anak laki-laki di sisinya..
Ya… inilah kegiatan rutin yang selalu dia lakukan bersama kaka kesayangannya,, menikmati indahnya cuaca cerah seakan mengobati semua kerinduannya kepada kedua orangtuanya yang telah pergi meninggalkan mereka..

“ka,, kira-kira mama sama papa lagi apa ya di atas sana?” Tanya acha kepada kaka laki-lakinya itu

“mama sama papa lagi ngeliatin kita di atas sana cha, mama sama papa udah bahagia di sana” jawab gabriel yang bukan lain adalah kaka kandung acha, gabriel adalah kaka
pertama acha yang lebih sering di panggil iel;

“aku pengen deh ka bisa ketemu sama mama, bukan hanya melihat dari fotonya saja” kata acha sambil menatap lurus ke atas langit yang sangat terik

“suatu saat nanti kamu pasti akan bertemu sama mama dan papa” terlihat sedikit rasa kasihan dari wajah iel ketika melihat adik kesayangannya itu berharap ingin bertemu dengan kedua orang tuanya.

Kedua orang tua acha dan iel memang sudah lama meninggal dunia, ibunya meninggal sekitar 13 tahun yang lalu tepatnya pada saat akan melahirkan acha, ibu romy (ibu dari acha dan iel) memang sudah di fonis oleh dokter bahwa apabila memaksakan untuk tetap melahirkan acha maka ia tidak akan selamat, tapi ibu romy tetap memaksakan untuk mempertahankan kandungannya, karena dia berfikir lebih baik saya merelakan nyawa saya daripada harus menggugurkan kandungannya, karena bayi ini lebih berhak untuk merasakan indahnya dunia.
Sedangkan ayahnya meninggal sekitar 5 tahun yang lalu karena mengidap sakit jantung, ayah acha memang sudah lama mengidap penyakit itu tapi ayahnya merahasiakan penyakitnya dari anak-anaknya .

“pulang yuk cha, panas nih.. nanti kita kesini lagi” ajak iel karena memang matahari saat itu sangat terik

“ayo ka, lagian acha juga ngantuk nih semaleman abis begadang” acha mengiyakan ajakan iel sambil tersenyum manis

“kamu cha mentang-mentang hari ini libur malemnya begadang” kata iel sambil mengacak-acak rambut adiknya itu pelan, lalu menarik tangan acha dan membawanya pulang ke rumah..

@home

“ka aku ke kamar ya, mau bobo.. dah kaka” sambil tersenyum dan melangkah meninggalkan kakanya itu menuju kamar
Iel hanya menganggukan kepala dan pergi menuju kamarnya..
Sebelum masuk kekamar ia melihat adik keduanya yang sedang diam di balkon rumahnya, iel yang melihatnya pun langsung menghampiri adiknya itu

“lagi ngapain lu yo”Tanya iel kepada adik keduanya itu,
ya memang iel mempunyai dua adik yang sangat ia cintai tapi rio memang memiliki sifat yang sangat dingin apalagi terhadap acha

“keliatannya?” jawab rio sekenanya

“kalo gue liat sih lu lagi ngelamun yo, tapi gak tau deh menurut pandangan lu,!” jawab iel sambil menggoda adiknya itu

“….” Rio hanya diam tidak menanggapi celotehan kakanya itu

“tumben yo lu di rumah, biasanya lu gak betah diem sebentar aja di rumah??”

“males keluar rumah”

“kenapa?? Gak biasanya males keluar rumah?”

“kayanya bukan urusan lu deh ka!” jawab rio dengan nada membentak karena kakanya terus saja melontarkan pertanyaan yang menurutnya tidak penting itu

“biasa aja kali yo, gue kan Cuma nanya.. takut aja lu lagi ada masalah apa gitu, lu kan bisa cerita sama gue” iel berusaha untuk mengerti bahwa memang sifat adiknya itu sangat dingin

“ngapain juga lu peduli sama gue, urusin aja tuh adik lu itu!”

“lu kenapa sih yo, gak pernah bisa baik sama acha, kejadian dulu kan bukan sepenuhnya salah acha yo!” tanya iel kepada rio yang memang rio tidak pernah bisa baik kepada acha karena suatu kejadian

“bukan menurut lo, tapi menurut gue iya!” jawab rio dengan tegas

“gue heran deh sama lo, lo itu udah dewasa tapi masih berpikiran anak kecil, mama meninggal karena semua udah ada yang ngatur yo, bukan karena acha yang menyebabkan mama meninggal”

Memang rio sejak kepergian mamanya itu dia tidak pernah bisa bersikap baik kepada acha, dia menganggap bahwa yang menyebabkan mamanya meninggal adalah karena melahirkan acha. Sampai saat ini pun rio tidak pernah mau berbaik hati kepada acha. Padahal acha sering mencoba mendekatkan diri kepada kakanya itu tapi hasilnya tidak ada.. rio tetap tidak mau berbicara dengan acha, bahkan saat mereka beradu pandang pun rio langsung membuang muka.
“terserah lo deh mau ngomong apa!” setelah mengucapkan kata-kata itu rio pergi meninggalkan kakanya

Iel yang melihat tingkah adiknya itu hanya bisa berharap bahwa suatu hari nanti ada keajaiban yang bisa merubah sikap rio kembali seperti dulu lagi. Rio yang ceria, rio yang selalu bermain dengannya, rio yang jahil, rio yang kadang suka bikin marah dirinya.

“gue kangen lo yang dulu yo!” gumam iel

<<<>>>

“cha kamu udah bangun belum, udah siang nih, gak akan sekolah?” panggila iel dari luar kamar acha

“hah ka, emang sekarang jam berapa?” teriak acha dari dalam kamar

“udah jam 6 lewat 15 cha, cepet mandi, nanti kaka tinggal nih!”

“huwwaaaa jam 6 ka,, iya bentar ka jangan tinggalin aku!” teriak acha dengan hebohnya, karena kalo di tinggal oleh iel bisa-bisa acha harus rela naik angkot

Setelah selesai segalanya acha turun untuk sarapan

“cepet sarapan cha, nanti telat lho!” suruh iel saat melihat adiknya turun dari tangga

Saat itu juga rio telah siap untuk pergi sekolah, tapi saat melihat ada acha di meja makan ia langsung pergi begitu saja, tanpa pamit

“yo, gak sarapan dulu?” Tanya iel saat sebelum rio menjauh dari meja makan

“gak napsu!” jawab rio singkat

Acha yang merasa bahwa rio tidak mau makan karena ada dia jadi merasa tidak enak, biasanya acha pergi sekolah sesaat sebelum rio keluar dari kamar, tapi karena hari ini ia kesiangan jadi mau tidak mau acha harus melihat wajah jutek kakanya itu.

“udah cha abisin aja makannya, gak usah di pikirin kata-kata kaka kamu itu!” kata iel seakan ia mengerti bahwa acha merasa tidak enak karena bangun siang
Akhirnya acha menghabiskan makannya dan siap untuk pergi sekolah di antar oleh iel..

Sesampainya di sekolah>>>
“ka nanti siang jemput aku kan?” Tanya acha

“ iya cha nanti kaka jemput,!” jawab iel

“ok deh ka, aku masuk dulu ya!”
Iel menganggukan kepala sambil tersenyum..
Acha lalu memasuki sekolah dan bergegas masuk ke kelas karena sebentar lagi bel masuk akan bunyi

Acha langsung menempati tempat duduk pada barisan kedua, ternyata sahabatnya sudah duduk manis di bangku sebelah tempat duduk acha
“tumben cha datang telat?” Tanya nova sahabat acha

“hehehe kesiangan aku nov, semalem begadang!” jawab acha

“ahelah kamu cha, kebiasaan deh begadang terus tiap malem”

“biarin.. wlek” jawab acha sambil menjulurkan lidah
Saat sedang asyk ngobrol dengan nova bu winda guru matematika pun masuk membuat dua orang gadis kecil itu sontak terdiam dan mulai untuk memperhatika pelajaran hari ini.

Setelah dua pelajaran ia lewati akhirnya bel istirahat berbunyi, tanpa menunggu lama lagi acha langsung menyeret nova menuju ke kantin..

“aduuhhh cha gak usah di tarik-tarik gini tangan aku!!” kata nova

“kamu lama sih..”

“tadi kan aku ngeberesin buku dulu, emang kenapa sih?? Buru-buru banget?”

“nih cacing-cacing di perut aku udah pada demo, kamu mau ngebiarin perut aku habis di cerca sama cacing-cacing ini?? Jelas acha

Nova tidak menanggapi sahabatnya itu, karena dia memang tau bahwa kalo acha sedang lapar dia bisa jadi galak. Makanya nova lebih memilih untuk diam

Di kantin acha langsung memesan mie ayam, siomay, dan jus jeruk sedangkan nova hanya memesan jus alpukat saja,,

“kamu gak pesen makan nov?” Tanya acha

“gak, aku udah kenyang liat kamu makan!” jawab nova sambil memperhatikan nova yang sedang lahap menghabiskan semua makanannya.

“huuu..dasar kamu nov!!” timbale acha

“hehehe.. becanda kali cha.. eh cha ada ka riot tuh datang!” kata nova sambil menunjuk ke depan

Tanpa menengok acha langsung menjawab “biarin aja lah nov!”

“ka rio sampai saat ini masih dingin juga cha sama kamu?” Tanya nova yang sangat ingin tahu perkembangan kondisi acha dan rio

“sampai detik ini pun ka rio masih dingin sama aku!”

Rio dan acha memang satu sekolah tapi sayangnya tidak ada yang tahu kalau acha dan rio itu bersaudara, mungkin hanya nova yang tahu, karena acha dan rio tidak pernah saling sapa saat berada di sekolah. Tapi untung lah bagi acha karena kalau saja semua anak-anak sekolah pada tahu apalagi para fansnya rio itu bisa saja acha menjadi alat bagi mereka untuk mendkati kakanya.

Setelah menghabiskan makanannya acha kembali ke kelas dan memulai pelajaran sampai bel pulang bebunyi, acha langsung pamit kepada nova untuk pulang, karena dia yakin kalau iel sudah menunggunya di depan gerbang.
Saat melihat mobil kakanya acha langsung masuk dan mobil itu pun melaju cepat sampai rumah.

Sesampainya di rumah acaha bergegas masuk kamar dan mengganti pakaian, tanpa basa-basi lagi ia menghempaskan tubuhnya di kasur acha yang empuk.

Tidak terasa saat acha bangun ternyata sudah malam, akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan segera turun ke bawah untuk makan malam. Setelah selesai makan malam ia menuju ke kamarnya lagi tapi saat akan memasuki kamar..

DUGH….
Acha sangat kaget karena ia menabrak rio, “oh my god, bisa habis nih kena marah ka rio” pikir acha, air minum yang di bawa oleh acha pun tumpah membasahi baju rio,, cepat-cepat acha meminta maaf kepada kakanya itu..

“ka rio maaf, aku gak sengaja!” kata acha dengan hati-hati

“makanya kalo punya mata itu pake buat liat, baju gue basah kan gara-gara lo!” bentak rio

“tapi kan aku sudah minta maaf ka!”

Iel yang sedang bearada bawah dan mendengar suara rio, langsung lari menuju asal suara.
Saat melihat acha sudah nangis iel tidak bisa tinggal diam.
“rio, kamu gak usah pake bentak-bentak acha, kasian dia!” kata iel dengan suara yang tidak kalah tinggi

“apa kaka mau ngebela dia,?? Apa kaka gak tau gimana bencinya aku sama dia, dia yang udah buat mamah meniggal ka, kalau aja dia gak ada di dunia ini, mungkin mamah masih ada di samping kita!” kata-kata itu terlontar jelas dari mulut rio. Acha tidak menyangka bahwa dia akan mendengar langsung kata-kata itu dari mulut rio, dia tahu selama ini memang rio menyimpan benci terhadapnya, tapi acha belum pernah mendengar sendiri. Perih yang saat ini acha rasakan.

“jaga mulut kamu rio!” kata iel dengar suara yang tidak kalah kerasnya

“kaka emang jahat, di dunia ini gak ada yang sayang sama gue!” setelah mengucapkan kata-kata itu rio pergi meninggalkan kaka dan adiknya itu. Sedangkan acha telah banyak mengeluarkan air mata yang membasahi pipinya.
Iel mengejar rio. karena masalah ini harus cepat di selesaika. Begitu pikir rio.

Rio pergi menggunakan motornya, dia melaju dengan kecepatan penuh, iel yang mengejarnya pun tidak kalan cepatnya. Dia takut kehilangan jejak adiknya itu.
Saat sedang di pertigaan iel melaju dengan kecepatan penuh, sampai akhirnya iel tidak sadar bahwa dari arah kanan mobil dengan kecepatan penuh pun sedang melaju, tidak bisa dihindari lagi, kejadian itu begitu sangat cepat.
Sekarang hanya ada acha dan rio yang sedang berada pada lorong-lorong rumah sakit, menunggu kepastian dari dokter.
Saat pintu itu terbuka, acha langsung menghampiri dokter yang keluar dari ruangan tersebut,

“gimana keadaan kaka saya dok?” acha bertanya dengan wajah yang penuh dengan butiran air mata

“maaf tapi kami sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk kaka anda, tapi tuhan berkehendak lain!” dokter itu menjawab dengan sangat hati-hati. Acha yang mendengar pemaparan dokter tidak bisa terima, air mata sudah tak terbendung lagi,

“dokter bilang sama saya kalau dokter bohong, ayo dok bilang!” kata acha dengan sedikit berteriak, tapi dokter itu tidak menjawab apa-apa malah pergi meninggalkan acha yang terduduk lesu di depan pintu ruangan iel.

Sekarang acara pemakaman pun selesai, tinggal acha dan rio yang masih berada di depan gundukan tanah yang masih basah dengan bunga-bunga di atasnya, tidak ada sedikit kata pun yang keluar dari bibir mereka. Mereka sibuk dengan dunianya sendiri, acha yang tertunduk di depan nisan bertuliskan nama yang sudah sangat acha hafal, sedangkan rio berdiri di belakang acha, entah apa yang sedang mereka pikirkan.

Dua jam berlalu mereka tetap diam tidak ada yang berani mengeluarkan seucap kata pun,

“mau sampai kapan kamu disini?” Tanya rio masih dengan tatapan menerawang, dia benar-benar ingin meninggalkan acha tapi hati rio berkata lain, dia benar-benar khawatir dengan keadaan acha, bagaimanapun juga semua ini terjadi gara-gara rio.
Karena acha tidak menjawab pertanyaan rio, akhirnya rio menarik tangan acha, agar pergi menjauh dari tempat pemakaman, acha hanya mengikuti gerakan langkah kakanya itu, acha merasakan perasaan yang berbeda saat rio menggemgam pergelangan tangannya, perasaan yang membuat dia nyaman, seperti saat dia sedang bersama iel.

Sudah tiga hari acha diam mengurung diri dikamar, entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan selama tiga hari ini. Rio pun tidak berani membujuk acha, dia membiarkan sampai acha mau keluar dari kamarnya.
Acha hanya ingin melihat iel bahagia di atas sana, dia memutuskan untuk keluar kamar, dan memulai kegiatan hari ini walau dengan suasana hati yang kalut.

“kamu mau sekolah cha?” Tanya rio. Acha hanya mengangguk kecil

“sarapan dulu, nanti biar kita berangkat bareng ke sekolah” kata rio

“gak usah, aku gak mau makan! Aku mau berangkat sekarang” kata acha dengan sura yang kecil malah terdengar seperti sebuah bisikan
Rio tidak ingin membiarkan acha pergi sendiri, tapi dia lebih tidak ingin kesedihan terpancar lagi dari raut wajah acha, maka dari itu rio lebih memilih untuk membiarkan acha pergi sendiri.

Hari ini di sekolah acha lalui dengan suasana yang tidak enak, hanya melamun yang acha lakukan, tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari bibir acha, dia hanya menggangguk atau menggeleng saat nova atau teman yang lain bertanaya padanya.

Pulang seklah dia memutuskan untuk berjalan kaki, dia tidak peduli seberapa jauh ia harus berjalan, ia hanya mengikuti langkah kakinya sambil sesekali menendang kerikil-kerikil yang tersebar di sepanjang jalan. Sampai akhirnya ia sadar ia sudah terlalu jauh berjalan terlihat dari keringat yang sudah membasahi sekujur tubuhnya. Acha tersadar bahwa sekarang dia sudah jauh dari sekolah, dia tidak kenal tempat yang sedang ia pinjaki saat ini. Sepi, hanya ada pepohonan yang mengelilingi acha. Saat dia memutuskan untuk berbalik arah ternyata dibelakang acha sudah banyak laki-laki yang sedang mendekati acha. Perasaan acha benar-benar kacau, yang ada dipikiran acha saat ini bagaimana caranya dia bisa lari dari segerombolan laki-laki itu, tapi sayang langkah kaki acha kalah cepat dengan langkah laki-laki itu.

“mau apa kamu?” Tanya acha dengan suara yang bergetar

“hey gadis cantik, gue mau ngajak lo pesta di tempat kami, ayo ikut sama gue, gue tahu hati lo lagi kacau kan?” kata laki-laki itu dengan nada sedikit menggoda

“jangan dekat-dekat, pergi kalian!”

“lo kira segampang itu gue mau ngelepasih lo,!” kata lelaki itu sambil menarik tangan acha. Seketika acha langsung berteriak

“toloooooooonggggg,,,!”

“hey lepasin dia..” kata seorang laki-laki yang baru datang dengan motornya

“mau apa lo? Mau sok jadi pahlawan?gak usah ikut campur lo anak ingusan, pergi sana!” usir laki-laki yang sedang membekap mulut acha

“ini urusan gue, dan gue mau lo lepasin ade gue” kata rio yang sudah siap-siap untuk menghajar laki-laki itu.
Adik?? Kata-kata itu terlontar jelas dari mulut rio, baru kali ini acha mendengar pengakuan dari rio bahwa dia adalah adiknya,

“oh lo mau macem-macem sama gue, lo minta di hajar ya, anak ingusan??”

“sebelum lo hajar gue, gue yang bakalan ngehajar lo duluan!” tanpa basa-basi lagi rio menghajar semua laki-laki itu, sampai akhirnya laki-laki itu terkapar lemas di tanah.
Acha langsung berlari menuju rio.

“makasih ka!” kata acha dengan suara yang lirih

“cepet naik, kita pulang!” rio tidak menjawab malah menyuruh acha menaiki motornya

Hari ini benar” sangat melelahkan untuk acha. Acha memutuskan untuk berbaring di tempat tidurnya, melupakan sejenak kejadian-kejadian yang dia alami hari ini.

Keesokan harinya matahari telah menampakkan jati dirinya memulai mengerjakan tugasnya untuk menyinari dunia dengan cahayanya. Tapi sayang kali ini cahaya matahari yang cerah tidak membuat perasaan acha secerah saat-saat dia merasakan hari-hari bersama kaka kesayangannya. Acha duduk di tepi danau memandangi pantulan bayangannya dalam beningnya air danau. Dia hanya ditemani dengan rumput-rumput dan gemericiknya air seakan ingin menghibur perasaan acha yang sedang kacau. Minggu lalu ia baru merasakan indahnya tempat ini bersama seorang kaka yang ia sayangi, tapi kali ini dia sendiri sibuk dengan pikirannya..

“kenapa kaka tinggalin aku?” acha berbicara sendiri dalam indahnya suasana pagi ini

“apa yang harus aku lakukan saat ini? Tanpa kehadiran kaka, aku kangen kaka!” tak terasa buturan-butiran hangat itu telah membasahi pipi acha

“jangan nangis, kak iel pasti gak suka liat kamu nangis.” Kata seorang laki-laki. Acha hanya menengok melihat wajah laki-laki itu yang ternyata adalah rio. Acha tidak menjawab ia lalu memandangi wajahnya lagi dalam beningnya air

“maafin kaka, kaka tau mungkin rasa benci kaka dulu sama kamu, tidak sebesar rasa benci kamu sama kaka sekarang, kaka tau kaka salah, kaka udah buat satu-satunya orang yang kamu sayang pergi ninggalin kamu. Tapi kaka janji akan selalu menjaga kamu, seperti apa yang dulu ka iel lakukan sama kamu. Biarpun kaka gak bisa seperti ka iel. Tapi kaka janji akan selalu membuat kamu tersenyum” setelah mengakhiri kata-katanya rio memilih untuk beranjak dari tempatnya. Ia tau acha butuh waktu sendiri.

Saat rio akan pergi… suara lirih acha terdengar sehingga membuat rio diam tanpa dia sadari acha telah memeluk dirinya..

“kaka gak perlu jadi seperti ka iel, kaka harus jadi diri kaka yang akan selalu membuat acha tersenyum, acha udah maafin kaka!” acha berkata dalam pelukan rio, pelukan hangat dari seorang adik yang selama ini belum pernah ia rasakan. Rio membalas pelukan acha dan mengusap rambut halus acha.

“jangan pernah tinggalin acha ya ka, Cuma kaka yang aku punya saat ini, kita harus berjuang sama-sama, acha janjji acha akan jadi yang terbaik untuk kaka.. acha sayang kaka” ucapan acha benar-benar membuat rio sadar bahwa saat ini hanya tinggal acha yang dia punya. Rio tersenyum mendengar kat-kata acha tadi. Rio melepaskan pelukan acha dan menatap mata bening acha lekat-lekat.
“kita akan berjuang sama-sama, hapus air mata kamu, buat dunia ini cerah dengan senyuman kamu” kata rio sambil menghapus air mata acha. Acha tersenyum melihat perubahan kakanya..

Sekarang acha tidak lagi sendiri dalam hangatnya cuaca hari ini. Mereka berdua diam membiarkan rerumputan dan gemericik air membuat sebuah alunan indah untuk menghibur mereka berdua. Acha dan rio sibuk dengan pikirannya masih-masing.

“andai mama papa dan kaka ada disini menemani acha dan ka rio menikmati hangatnya terik matahari, acha rindu senyuman kalian. Suatu saat nanti kita akan bertemu di tempat yang berbeda, tunggu acha dan ka rio disana ya, tunggu sampai tugas acha didunia selesai.” Batin acha

“aku janji ma, pa, ka iel, aku janji akan menjaga acha dengan semampu ku, aku akan buat kalian bangga sama aku.” Batin rio

“ka..” panggil acha

“hmm”

“kaka janji ya, akan selalu ada di samping acha, jangan pernah tinggalin acha!” kata acha sambil menatap wajah kakanya itu, dan mengacungkan jari kelingkingnya

“kaka janji cha, kaka akan selalu ada buat kamu!” kata rio sambil mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking acha

“JANJI” kata mereka berdua dengan segurat senyuman menghiasi wajah mereka
Dan sekarang matahari sudah siap untuk menyinari hari-hari mereka yang lebih baik.

THE END

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
REGARDS



DEA SYNTHIA